Kondisi kota Wates sebagai ibukota Kabupaten Kulonprogo masih dirasa oleh warga masyarakat belum terjadi perubahan dari dulu sampai sekarang, hal ini kadang juga diungkapkan oleh warga asal yang tinggal di Kota-kota Besar ketika pulang kampung atau mudik di hari Lebaran. Seperti di ungkapkan Karip warga desa Sidorejo Kecamatan Lendah, bahwa belum adanya perubahan serta daya tarik kota Wates yang masih dirasa sama sejak kecil hingga sekarang, penghijauan pun masih kurang. "Saya warga Kulonprogo asli, sejak kecil sampai sekarang Kota Wates gak ada daya tariknya masih sama saja, penghijauan juga masih kurang, mohon Jl.Diponegoro yang sudah dilebarkan diberi pepohonan agar asri,rindang dan sejuk,"kata Karip kepada Bupati Kulonprogo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K), yang turut berpartisipasi dalam acara Dialog Interaktif melalui RBTV yang dikemas dalam Bincang-Bincang Sore, Kamis (31/1).
Selain Bupati acara yang bertemakan Bela Beli Kulonprogo dan merupakan kegiatan Bagian TI dan Humas Setda Kulonprogo juga menghadirkan narasumber Kepala Bappeda Kulonprogo Ir.Agus Langgeng Basuki.
Masukan lain dari Budi di Ksatarian Wates tentang masih semrawutnya parkir kendaraan di Kota Wates dan penertiban petugas sehingga retribusi ke kas daerah dapat meningkat tidak masuk oknum petugas parkir. Sementara Eko mengaku warga desa Karangwuni Wates mengkritisi masih banyaknya para pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar yang seharusnya untuk pejalan kaki.
Terkait dengan beberapa masukan warga masyarakat tersebut, Bupati Hasto membenarkan kondisi kota Wates yang masih belum berubah, namun demikian telah dilakukan perencanaan penataan Kota Wates dalam beberapa tahun kedepan sehingga terjadi perubahan. "Upaya secara bertahap yang telah dan akan berlangsung dengan melakukan pelebaran beberapa ruas jalan sehingga parkir kendaraan tidak menganggu lalu lintas kendaraan yang sedang lewat. Hal ini sekaligus untuk menata trotoar kembali sebagai pejalan kaki bukan untuk pedagang kali lima dengan pelabaran jalan di beberapa ruas trotoar yang masih lebar,"terang Hasto.
Sedangkan upaya yang telah dilakukan kepada pedagang dengan melokalisir di sekitar Alun-alun Wates, seperti sebelumnya para pedagang di tetek timur. Beberapa pedagang lain diharapkan berjualan di sekitar Alun-alun Wates, terlebih kompetisi sepakbola akan digelar di Alun-alun Wates hampir setiap sore, menjadikan lebih ramai dan hidup dan pedagang kali lima menjadi laku.
"Untuk membuat kota Wates yang Ijo lan Resik (hijau dan bersih), secara bertahap telah dilakukan penanaman pohon maupun taman, serta menghilangkan kontainer sampah, sehingga masyarakat turut serta dalam mengelola sampah,"terang Hasto.
Sedangkan terkait dengan tema Bela dan Beli Kulonprogo, Hasto mengatakan bahwa kondisi masyarakat saat ini cenderung konsumtif atau boros tidak hemat karena banyak membeli produk-produk luar dan belum membeli produk Indonesia bahkan produk lokal. Pemkab Kulonprogo mengawali gerakan mencintai produk lokal diantaranya dengan memanfaatkan dan memakai Batik Geblek Renteng sebagai ciri khas Kulonprogo.
"Salah satu upaya mewujudkan gerakan Bela dan Beli dengan memakai produk lokal, seperti Batik Geblek Renteng yang asli dan dibikin oleh pengrajin Kulonprogo, Bupati, Pejabat, anak sekolah sudah memakai setiap minggu sekali, sehingga kalau ketemu seseorang dimanapun menjadi tahu ..oo..itu orang Kulonprogo,"terang Hasto yang saat itu mengenakan Baju batik Geblek Renteng warna merah. (MC)
Sumber : Pemerintah Kab. Kulon Progo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar