Latest Post

Pantai Congot, Nuansa Khas Pantai Nelayan

Written By Unknown on Sabtu, 16 Februari 2013 | 07.06

      Pantai Congot adalah pantai wisata yang paling tepat dikunjungi setelah bertandang di Pantai Glagah. Kedua pantai itu berjarak sangat dekat dan dihubungkan oleh jalan beraspal halus yang bahkan cukup mudah ditempuh menggunakan sepeda. Terletak di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Pantai Congot menjadi pusat kegiatan warga sekitar yang menggantungkan hidup dengan mencari ikan.Keindahan pemandangan bisa dijumpai bahkan selagi anda masih dalam perjalanan menuju pantai ini. Sepanjang jalan yang menghubungkan Wates dengan Pantai Congot, anda bisa bisa menyaksikan hamparan sawah hijau dan aktivitas warga desa di Kulon Progo yang umumnya menjadi petani. Seperti dataran dekat pantai di wilayah lain, jalan-jalan menuju Pantai Congot juga dihiasi oleh deretan pohon kelapa.
Pantai Congot memiliki pesona tersendiri dibanding pantai-pantai lainnya sebab nuansa nelayan dan perikanannya yang begitu kuat. Di sepanjang garis pantainya, anda bisa melihat aktivitas warga sekitar dan wisatawan lokal memuaskan kegemaran memancing. Di sudut lain, terdapat para nelayan yang tengah menjala ikan di tepi pantai, menghancurkan cangkang rajungan yang melekat di jala ataupun membersihkan perahu.Hiruk pikuk para nelayan dengan rentetan aktvititas hariannya bisa disaksikan bila anda berkunjung pada jam yang tepat. Pagi hari, biasanya para nelayan berangkat menuju lautan dengan menggunakan perahu-perahu bermotor yang dimilikinya. Sementara menjelang siang, seperti saat YogYES berkunjung, para nelayan biasanya telah kembali membawa ikan hasil tangkapan yang kemudian disetor ke tempat pelelangan ikan wilayah setempat.Menuju tempat pelelangan ikan, anda bisa melihat aktivitas para wanita nelayan yang membersihkan ikan hasil tangkapan dan menjualnya kepada beberapa pembeli. Sementara aktivitas jual beli berlangsung di tempat pelelangan ikan, pria-pria nelayan biasanya sibuk membersihkan kapal dan menghancurkan rajungan yang biasa melekat pada jala dan seringkali membuatnya sobek. Seluruhnya berlangsung dari tengah hari hingga menjelang sore.Bila menggemari aktivitas memancing atau mencari ikan, anda bisa memuaskannya di pantai ini. Cukup membawa peralatan memacing, anda sudah bisa menjajal peruntungan untuk mendapat ikan. Bila tak memiliki alat pancing, anda bisa menggunakan jala kecil dan menyusuri tepi pantai untuk mencari ikan. Berkunjung dengan rekan dan memancing bersama pasti akan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan mengakrabkan.Meski tak begitu banyak jumlahnya, sejumlah warga sekitar membuka warung kecil yang menjajakan sea food sebagai menu utamanya. Menikmati hidangan sambil melihat aktivitas para nelayan tentu memberikan nuansa berbeda dibanding jika menikmatinya di restaurant tengah kota. Bau sedap ikan goreng dan bakar akan segera menyergap hidung ketika hidangan tengah dimasak, mengundang selera untuk segera menikmatinya.
Usai menikmati aktivitas nelayan dan menikmati hidangan sea food, anda bisa berjalan ke barat untuk menikmati pemandangan muara Sungai Bogowonto. Anda bisa berdiri di bangunan jetty (semacam tanggul) yang berada di tepian hilir sungai atau batu-batuan di tepian muaranya. Pertemuan air tawar sungai dan air asin laut inilah yang membuat wilayah tepi Pantai Congot kaya beragam jenis ikan. Di muara sungai itulah, beragam jenis ikan terdapat dalam jumlah yang cukup banyak.
Untuk berkunjung ke Pantai Congot, anda tak perlu membayar biaya tambahan. Kunjungan ke pantai ini sudah termasuk dalam tiket wisata menuju Pantai Glagah. Letak Pantai Congot yang sangat dekat dengan Pantai Glagah tentu cukup menjadi alasan untuk mengunjunginya. Nuansa nelayan dan perikanan yang begitu kuat menjadikan pantai ini tetap memiliki kekhasan dan tak bisa begitu saja disamakan dengan Pantai Glagah.

Tari "Topeng Ireng" Cahyo Kawedan Kalibawang Kulonprogo, Lestarikan Syiar Islam Dengan Seni Silat

Pada pembukaan Pasar Kangen Jogja 2010 di Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu (26/6) adalah kesempatan tampil bagi kelompok kesenian tradisional Cahyo Kawedan Kalibawang Kulonprogo dihadapan masyarakat Kota Yogyakarta.
16 penari dengan satu kepala suku mementaskan tari Topeng Ireng dihadapan ratusan pengunjung PKJ. Menurut Sumarjono , Koordinator Kesenian Cahyo Kawedan Kalibawang Kulonprogo, tari Topeng Ireng adalah perwujudan seni tradisional yang menghadirkan kolaborasi syiar agama Islam serta pencak silat. Tari Topeng Ireng ini berasal dari wilayah Magelang. Saat ini budaya tradisional ini sudah menyebar ke banyak wilayah di DIY seperti Sleman dan Kulonprogo. Tari Topeng Ireng ini mudah dikolaborasikan dengan musik tradisional.Alat musik tradisional yang digunakan untuk mengiringi tarian Topeng Ireng antara lain kendang, bende serta saron. Pada pementasan pada pembukaan PKJ 2010 Sabtu (26/6) kelompok kesenian Cahyo Kawedan mementaskan salah satu jenis tari Topeng Ireng yaitu Rodat yang berarti dua kalimat syahadat. Selain  Rodat, ada juga Monolan yang melibatkan penari dengan pakaian membentuk hewan seperti macan dll. Monolan ini menurut Sumarjono adalah bentuk tarian Topeng Ireng yang melibatkan unsur mistik serta gerak pencak silat yang kuat. Sementara untuk Rodat ditampilkan dengan gerakan-gerakan kaki dan tangan pencak silat sederhana. Penari-penari Topeng Ireng Rodat hadir dengan kostum tari yang sederhana namun menarik. Pada tutup kepala, mereka menggunakan kuluk dari bulu ayam, dan menthok warna-warni. Untuk kostum badan mereka menggunakan kaos biasa dan rompi berumbai-rumbai pada bahu dan melapisi celana karet yang mereka pakai. Para penari juga mengenakan sepatu boot dengan dilapisi puluhan klinting kecil sehingga menghadirkan suara gemerincing yang memikat. Penampilan Rodat berlangsung selama kurang lebih 50 menit. “ Biasanya waktu penampilan ini bisa dibuat fleksibel tidak harus berlama-lama. Bisa dibuat 15 menit, 10 menit bahkan 5 menit saja,” kata Sumardjono. Arti Topeng Ireng Diterangkan Sumarjono, tari Topeng Ireng belum diketahui kapan pertama kali muncul. Tarian ini berasal dari kata Toto Lempeng Irama Kenceng. Toto berarti Menata. Lempeng artinya lurus. Irama adalah nada dan Kenceng berarti Kencang. Topeng Ireng berarti penarinya berbaris lurus dengan irama yang penuh semangat. “Tari Topeng Ireng adalah gambaran kebersamaan, kekompakan dan semangat tinggi serta kerja keras dalam menjalankan kebenaran,” kata Sumardjono sembari menambahkan alunan irama pada lagu bernuansa religi dengan isi syair agama Islam yang menyatu dengan gerak dan suara penari sehingga menghadirkan kedinamisan. Topeng Ireng sebetulnya merupakan metamorfosa dari kesenian tradisional Kubro Siswo. Agar lebih menarik kaum muda, pengembangan unsur-unsur artistik yang ada dikemas dan disesuaikan dengan tuntutan kualitas garapan koreografi seni pertunjukan yang inovatif. Sehingga, seni topeng ireng memiliki daya tarik tersendiri.(joe)

Kesenian Daerah Kulon Progo 1

Tari Angguk, Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Dari sendratari sampai dengan permainan alat musik tradisional.  Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.  Begitu juga dengan musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam.  Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong
Tari-tarian dan musik daerah  ada berbagai macam jenisnya, tergantung dari maksud dan tujuan ditampilkannya tarian daerah tersebut. Seperti di  daerah Kulon Progo yang   mempunyai bermacam-macam tarian daerah seperti   tari angguk,  tari incling, dan lain-lain, juga permainan musik tradisional krumpyung.  Pada umunya tarian daerah mempunyai tema tertentu.  Berikut ini adalah macam-macam tarian dan seni musik tradisional dari daerah Kulonprogo : 

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Dari sendratari sampai dengan permainan alat musik tradisional.  Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.  Begitu juga dengan musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam.  Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong
Tari-tarian dan musik daerah  ada berbagai macam jenisnya, tergantung dari maksud dan tujuan ditampilkannya tarian daerah tersebut. Seperti di  daerah Kulon Progo yang   mempunyai bermacam-macam tarian daerah seperti   tari angguk,  tari incling, dan lain-lain, juga permainan musik tradisional krumpyung.  Pada umunya tarian daerah mempunyai tema tertentu.  Berikut ini adalah macam-macam tarian dan seni musik tradisional dari daerah Kulonprogo :


Tari Angguk merupakan tarian tradisional yang dibawakan secara berkelompok. Tarian ini mengambil cerita dari Serat Ambiyo dengan kisah Umarmoyo-Umarmadi dan Wong Agung Jayengrono. Durasi tari Angguk berkisar antara 3 sampai 7 jam. Dibawakan oleh penari yang berjumlah 15 wanita. Kostum yang dipakai oleh penari adalah baju mirip baju serdadu Belanda yang dihiasi dengan gombyok barang emas, sampang, sampur, topi pet warna hitam, dan kaos kaki warna merah atau kuning dan mengenakan kacamata hitam. Beberapa grup Angguk yang cukup populer antara lain : Group Angguk Putri Sri Lestari dari Pripih, Angguk Mekar Perwitasari dari Tlogolalo, Hargamulyo, Kokap, Angguk Putri Puspa Rini dari desa Kulur, kecamatan Temon


 Incling


Incling merupakan tarian rakyat tradisional yang mempunyai tema cerita yang diambil dari cerita Panji. Kesenian incling ini dibawakan secara berkelompok dengan jumlah penari 15 atau 17 orang.Pertunjukan ini biasanya diadakan di tempat terbuka dengan durasi 3 sampai 4 jam. Meskipun penarinya laki-laki semua. Selain itu, yang juga menarik dan disukai penonton adalah peran tokoh pentul, bejer, serta kethek atau kera. Beberapa grup Incling yang ada antara lain berada di desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, desa Sindutan, kecamatan Temon, dan di desa Tanjungharjo, kecamatan Nanggulan.

Sangat beragamnya kesenian daerah di Kulon Progo dimana jika Anda menyukai tari-tarian daerah maka  Anda akan menemukan beragam tari daerah asal Kulon Progo yang menarik

Debbie / bd-kabupaten Kulon Progo

Tari-tarian daerah Kulon Progo

Wates, Oglek merupakan salah satu kesenian rakyat tradisional dengan jenis tarian berkelompok yang biasa dipentaskan di tempat terbuka dengan durasi kurang-lebih 1 sampai 2 jam. Pentas Oglek diiringi dengan seperangkat alat musik berupa 3 terbang sesar, 1 terbang kecil, 2 bende, 1 kendang, 1 gong, dengan sistem nada slendro. Biasanya dalam pentas Oglek ini ada penari yang "in trance", dalam bahasa jawa "kesurupan". Beberapa grup Oglek yang ada antara lain berada di desa Tuksono, kecamatan Sentolo, desa Tanjungharjo, kecamatan Nanggulan, dan di desa Krembangan, kecamatan Panjatan.

Tarian Bertemakan Cerita Panji

Tari Incling merupakan tarian rakyat tradisional Kulon Progo yang bertemakan cerita yang diambil dari cerita Panji. Kesenian incling ini dibawakan secara berkelompok dengan jumlah penari 15 atau 17 orang.Pertunjukan ini biasanya diadakan di tempat terbuka dengan durasi 3 sampai 4 jam. Meskipun penarinya laki-laki semua, tetapi ada peran wanita yang diperankan oleh laki-laki yang disebut "cepet wadon". Selain itu, yang juga menarik dan disukai penonton adalah peran tokoh pentul, bejer, serta kethek atau kera. Beberapa grup Incling yang ada antara lain berada di desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, desa Sindutan, kecamatan Temon, dan di desa Tanjungharjo, kecamatan Nanggulan.

Tari Jathilan Dengan Penari yang Dinamis

Jathilan merupakan kesenian rakyat tradisional berbentuk tarian kelompok dan dibawakan oleh penari berjumlah 14 orang laki-laki. Penari yang berperan sebagai wanita disebut wewe. Jathilan yang merupakan tari kelompok yang terdiri dari 2 barongan, 1 penthul, 1 bejer, 1 wewe, dan 1 gendruwo serta 6 orang prajurit. Pertunjukan Jathilan ini diselenggarakan di tempat terbuka yang cukup luas karena gerakan dari penari yang sangat dinamis. Salah satu yang menarik dari tarian ini adalah adanya penari yang " kesurupan". Saat ini kesenian Jathilan ini masih hidup dan berkembang dengan baik di semua kecamatan yang ada di Kulon Progo.
 

Avanza Dipinjam, Ridwan Lapor Polisi

Written By Unknown on Rabu, 13 Februari 2013 | 03.38

PENGASIH-Nasib nahas dialami Ridwan Budi Antoro,37, seorang pengusaha rental mobil di Kulonprogo.
Warga Secang, Sedangsari, Pengasih itu, Selasa (12/2/2013) melaporkan Widodo Adi Saputro, warga Banyuroto, Nanggulan, karena diduga membawa kabur Toyota Avanza yang dipinjamnya. Akibat perbuatan pelaku, korban mengalami kerugian sebesar Rp130 juta.
Informasi yang dihimbun menyebutkan, awal Desember tahun lalu, pelaku datang ke rumahnya untuk menyewa mobil Toyota Avanza AB 1423 BQ. Peminjaman dilakukan dalam jangka waktu satu bulan dengan biaya Rp3,5 juta yang dibayar kontan.
Namun setelah sebulan, pelaku datang ke rumah korban tapi tidak membawa serta mobil tersebut. Dia bahkan berjanji akan mengembalikan mobil, 10 Februari lalu. Kesepakatan itu dituangkan dalam surat perjanjian.
Akan tetapi, hingga tanggal yang ditentukan, pelaku tidak kunjung mengembalikan mobil tersebut. Korban pun berusaha menagih namun tidak mendapatkan kepastian kapan mobil akan dikembalkan. Kesal dengan pelaku, korban kemudian melaporkan ke Polres Kulonprogo.
Kasubag Humas Polres Kulonprogo, Ajun Komisaris Kaswadi mengatakan kasus tersebut tengah didalami penyidik Satreskrim.

Jemur Baju, Pasutri Tewas Kesetrum

PANJATAN-Nasib tragis dialami Sumijan, 42, beserta istrinya, Umi Sukaristi, 40, Pedukuhan VII, Desa Cerme, Panjatan, Rabu (13/2/2013) pagi. Sepasang suami istri ini tewas seketika setelah tersengat kawat jemuran beraliran listrik.
Informasi yang didapatkan menyebutkan, saat itu Umi hendak menjemur pakaian di tempat penjemuran yang terletak di samping rumahnya. Rupanya ibu dua anak ini tidak menyadari kalau kawat penjemuran itu tersangkut pada kabel pompa air. Kontan saja tubuhnya langsung tersengat aliran listrik ketika meletakkan pakaian basah ke kawat jemuran.
Sumijan yang melihat istrinya tersengat bermaksud menolong. Namun, dirinya mencoba menyingkirkan tubuh istrinya dari kawat beraliran listrik dan lupa tidak memutus aliran listrik melalui meteran. Akibatnya, dia pun ikut tersengat listrik.
Kakak Sumijan, 47, mengatakan dirinya melihat tubuh adik dan iparnya sudah tergeletak di tanah. Awalnya, Sumijan bersama dirinya berada di sawah, sebelum pulang untuk mengambil air di rumahnya.
“Mungkin saat melihat istrinya kesetrum dia langsung mau menolong, tapi justru dia ikut kesetrum,” katanya.
Beberapa warga yang datang tidak gegabah untuk menolong pasangan suami istri itu. Mereka mencoba memutus aliran listrik melalui meteran. Oleh warga kedua korban coba dilarikan ke RSUD Wates. Namun upaya itu sia-sia karena keduanya tewas di tempat kejadian.
Begitu menerima laporan ada warga tewas kesetrum, Polsek Panjatan segera melakukan olah TKP. Berdasar penyelidikan, polisi menyatakan kalau kejadian ini murni akibat kecelakaan.

Spekulan Tanah di Kulonprogo Diminta 'Tiarap'

YOGYAKARTA -- Sekretaris Daerah Kulonprogo, Budi Wibowo, meminta kepada para spekulan tanah di Kulonprogo untuk 'tiarap'. Hal itu berkaitan dengan rencana akan dibangunnya bandara internasional di Kulonprogo yang mengakibatkan para spekulan menaikkan harga tanah yang cukup tinggi.

''Saya justru khawatir kalau spekulan tanah tidak tiarap malah rugi besar.  Apalagi kalau dia sudah membeli dengan harga mahal, tetapi tertanya tim appraisal membeli di bawah yang dia beli,''kata Budi pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, kemarin.

Budi mengatakan kalau betul bandara internasional itu akan dibangun di Kulonprogo, harga tanah akan ditentukan oleh tim appraisal dan mereka akan mengetahui kapan terjadinya transaksi dan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) berapa. Sehingga, kata dia, kalau spekulan tanah tidak terima dengan harga yang ditentukan oleh tim appraisal maka akan dilakukan uji publik.

Kalau uji publik tidak terima, spekulan tanah dipersilakan ke PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara). Apabila selama 30 tahun tidak terima dengan putusan PTUN diberi peluang ke Mahkamah Agung. ''Apabila spekulan tidak terima dengan putusan tidak masalah, karena uang akan dititipkan ke pengadilan,'' jelas dia.

Menurut Budi, posisi spekulan tanah itu menghambat rencana pembangunan bandara internasional di Kabupaten Kulonprogo. Apabila spekulan tanah tidak terkendali, pihak PT Angkasa Pura akan mengalihkan ke Bantul atau tempat lain.

Pihaknya tetap berharap bandara internasional tetap di Kulonprogo. Karena itu dia berharap dari PT Angkasa Pura ada perkembangan. ''Karena kami yang di lapangan harus mengantisipasi supaya terjaga kondusifitasnya dan tentunya dalam mempersiapkannya tentu lebih mudah,'' tutur dia.

Lebih lanjut Budi mengatakan, rencananya Jumat (15/2), Pemerintah Kabupaten Bantul bersama Badan Pertanahan Nasional akan melakukan pemetaan di atas tanah seluas 637 hektar yang di masterplan kabupaten Gunungkidul tanah tersebut yang berada di wilayah Glagah sampai Sindutan sepanjang 5,4 kilometer  direncanakan untuk bandara. Dalam pemetaan ini nantinya akan diketahui tanah tersebut milik siapa saja.

Sumber.Republika.co.id
tri7bet.com - Berakhir 26 October 2012
 
Support : West-Jogya
Copyright © 2011. West Jogya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger